Minggu, 20 Maret 2011

8. Manusia Dan Harapan

Apakah mimpi itu? Seringkali dikatakan bahwa mimpi adalah sesuatu yang tidak nyata, daya khayal atau imajinasi. Yup, mimpi memang tak nyata, tapi dia akan tampak apabila kita jadikan harapan, cita-cita. Mimpi pasif bisa saja dikatakan khayalan, tapi mimpi aktif bisa direalisasikan. Dengan kata lain, mimpi adalah harapan.

Lalu, apakah harapan itu? Revolusi Harapan-nya Erich Fromm dikatakan bahwa “harapan adalah unsur instrinsik struktur kehidupan, sebuah dinamika dalam spirit manusia.” Harapan dibentuk dari alam tak sadar manusia ketika dia belum berbenturan dengan realita kehidupan. Obyek harapan itu tidak hanya berupa “sesuatu” (materi) yang diinginkan, melainkan sebuah keinginan untuk mencapai hakikat kehidupan. Obyek harapan menurut Erich Fromm adalah suatu kondisi yang bebas dari kejenuhan yang berkepanjangan, kalau dalam istilah teologis 'untuk keselamatan' atau dalam istilah politik 'untuk revolusi'. Semua itu tidak akan menjadi harapan jika mengandung kepasifan, sehingga harapan dalam kenyataannya hanya akan menjadi kedok resignasi, ideologis semata. Harapan adalah sebuah keaktifan_ yang diinginkan dengan cara berusaha mencapai keinginan.

Revolusi Harapan menyatakan bahwa ditengah-tengah kehidupan manusia saat ini telah muncul 'hantu'. Bukan, bukan hantu mistik! Bukan pula 'isme' seperti komunisme atau fasisme. Hantu ini jenis baru. Kemunculannya mungkin sudah lama, tapi baru terdeteksi keberadaannya saat ini. Yup! Hantu itu adalah “masyarakat yang dimesinkan secara total, dicurahkan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi material dan diarahkan oleh komputer-komputer. Manusia dalam proses sosial semacam ini menjadi bagian dari mesin, diberi makan dan hiburan yang cukup tetapi pasif, tidak hidup dan nyaris tanpa perasaan. Perasaan-perasaan dalam hubungannya dengan orang lain diatur oleh alat-alat yang mengkondisikan psikologis, pembiusan yang dianggap memberi bentuk pengalaman instropektif baru”(Fromm: 2004 :hal.1).


sumber:http://langitzuraida.multiply.com/journal/item/1/Antara_Ada_dan_Tiada_Mimpi_Harapan_dalam_Idealisme_Bagian_1

solusi: setiap manusia pasti ada harapan dan bagaimana manusi mau terus berusah saja.

7. Manusia Dan Kegelisahan

manusia diciptakan sebagai sosok sempurna dari dalam hingga luar, dari atas hingga kebawah dengan keagungan tuhan yang menyertakan ia dengan perasaan, yang tidak dimiliki oleh mahluk manapun kecuali manusia. sebagai mahluk yang sempurna ini kita mempunyai perasaan yang sering kita gunakan untuk menilai suatu hal, sesuatu realita yang baru terjadi,sesuatu yang dapat kita nilai dan dicerna oleh otak kita hal ini dapat saya gambarkan dalam bentuk sosial yang terjadi antar sesama manusia contohnya saat si kaya melihat si miskin dalam kemewahannya ia kasihan pada si miskin dan tidak ingin hidupnya jadi seprti itu, begitu juga sebaliknya si miskin melihat si kaya dengan kemampuan yang ia miliki ia ingin seperti si kaya namun karena keterbatasan akhirnya ia tidak bisa seperti si kaya dalam dua hal diatas umumnya seorang manusia akan nerpikir keras misal si kaya berpikir keras agar ia tidak menjadi miskin dan si miskin berpikir keras agar ia menjadi seperti si kaya akhirnya perasaan manusia yang bermain pada hal tersebut yang membuat suatu kegelisahan yang dapat menyebabkan si kaya akan stress karena ketakutan dan si miskin akan stress karena keinginanya sebenarnya jika anda menggunakan perasaan yang anda miliki anda akan langsung tergambarkan pada hati anda contoh kedua kasus yang saya berikan karena anda juga memiliki perasaan mungkin setelah ini anda akan gelisah karena menyadari contoh yang saya berikan namun sebenarnya hal itu merupakan sebuah anugerah dari tuhan yang maha esa karena kegelisahan bukan sesuatu kekurangan tapi merupakan suatu kewajaran namun kita harus terus berpikir positif agar jauh dari rasa gelisah dan kita sebagai manusia bertanggung jawab menjadikan hidup yang Ia berikan kita manfaatkan sebaik-baiknya.

sumber:http://agung-valetino.blogspot.com/2010/05/manusia-dan-kegelisahan.html

solusi : setiap manusia sering sekali diliputi kegelisahan itu manusiawi itu bagaimana manusia menyikapinya setiap masalah yang ada.

6. Manusia Dan Tanggung Jawab

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum- hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum- hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah- perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.

Contoh: Seseorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum- hukum yang ada pada agamanya. Hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.

sumber:http://www.groundlevel.co.cc/index.php?option=com_content&view=article&id=90:manusia-dan-tanggung-jawab&catid=36:semester-2&Itemid=60

solusi :Pada hakekatnya manusia adalah tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia yang lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial, karena membutuhkan bantuan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut, sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut secara baik dan sepadan dengan yang lain, karena bila tidak bisa menjalankan fungsi tersebut akan tidak mempunyai arti atau tidak bisa ”hidup” secara wajar sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.

5. Manusia Dan Pandangan Hidup

Contoh Kasus Perceraian Karena Perbedaan Pandangan Hidup
Perkara Cerai Dodi Karena Perbedaan Pandangan Hidup

Contoh kasus dari suami Istri yang hendak mengajukan gugatan cerai pada istrinya di Pengadilan Negeri (PN), adapaun data/identitasnya adalah sebagai berikut :
Nama : Dodi Hermawan
Umur : 36th
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Seorang Pengusaha
Status : Menikah
Anak : Belum punya anak

Cerita Permasalahan / Kronologis

Dodi Hermawan (Dodi) menikah di Jakarta dengan istrinya yang seorang Dokter bernama Dr Wani Lilianti. Belum dikaruniai anak.
Dodi sangat keberatan dengan kegiatan tugas kerja istrinya, dimana istrinya selalu pergi tugas ke luar kota sehingga tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.
Dodi merasa sudah cukup memberi pengertian dan bersabar terhadap kegiatan istrinya tersebut. Namun selayaknya seorang suami, Dodi merasa berhak memberikan nasihat dan menuntut perhatian istrinya, tetapi istrinya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dikatakan suaminya itu.
Sampai akhirnya, pada suatu saat dimana Dr. Wani yang baru pulang tugas dari luar kota, tiba-tiba harus berangkat lagi ke Aceh dan meninggalkan suaminya untuk kesekian kali. Pada kejadian itu, Dodi memberikan ultimatum, dimana jika istrinya tetap pergi ke Aceh maka Dodi akan melayangkan gugatan cerai padanya. Saat itu, Dr. Wani tetap pergi ke Aceh.

Proses Cerai

Menentukan Pengadilan Mana Yang Berwenang

Dodi mempersiapkan gugatan cerainya dengan cara mencari tahu Pengadilan mana yang berwenang mengadili perkara perceraiannya. Karena bila salah mendaftarkan gugatan cerai di Pengadilan yang tidak berwenang maka gugatannya tersebut dapat ditolak oleh hakim.
Dalam perkara cerai diluar agama Islam maka Pengadilan Negeri (PN)yang berwenang memproses perkara perceraian adalah PN yang sesuai pada wilayah hukum tempat tinggal Tergugat.
Saran utk persiapan proses cerai:
1. Menentukan dengan benar pengadilan manakah yang berwenang mengadili perkara cerainya;
2. Survey langsung ke pengadilan tersebut;
3. Mencari informasi di pengadilan utk mendapatkan informasi proses cerai sebanyak-banyaknya (seperti: apa syarat-syarat mengajukan gugatan cerai, bagaimana menyusun gugatan, berapa biaya daftar gugatan dll).

sumber:http://gamas09.blogspot.com/2009/03/contoh-kasus-perceraian-karena.html

solusi: dalam kasus ini memang perbedaan cara berpikir di tuntut untuk lebih tenang dan lebih bersabar, dimana pada umumnya istri di rumah dan suamilah yang seharusnya mrmbanting tulang, dan pada kasus ini diperlukan ketenangan dan kedewasaan setiap masing-masing pasangan.

Selasa, 01 Maret 2011

4. Manusia Dan Keadilan #IBD

MANUSIA DAN KEADILAN
Pengertian adil

1. Adil dapat di artikan seimbang, lebih tepatnya seimbang tetapi sesuai dengan kebutuhan.
2. Adil adalah dimana semua orang mendapat hak menurut kewajibannya.
Sebagian besar orang mendefenisikan kata ADIL adalah suatu sikap yang tidak memihak atau sama rata, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih dan masih banyak lagi persepsi yang lainnya
· Keadilan
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Keadilan juga tidak dapat di pisahkan dengan kejujuran karena orang dapat bersikap adil jika ia jujur. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar.

· implementasi
Sebuah Contoh Sederahana:

Dua orang pencuri tertangkap basah oleh warga sedang melakukan aksinya. Mereka diserahkan kepada pihak yang berwajib dan keduanya di sidang di pengadilan,
dan hakim manjatuhkan vonis hukuman 5 tahun penjara untuk kedua pencuri tersebut.
Tidak ada perbedaan sangsi yang mereka terima. kedua pencuri tersebut masing-masing di hukum penjara selama 5 tahun sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Tentunya contoh kasus ini mencerminkan sebuah keadilan. Yakni mereka di hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
masing-masing pencuri menerima sangsi yang sama. sehingga terciptalah yang namanya ADIL.
Namun dalam keadilan sering ada kecurangan . Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;
1. Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2. Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3. Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.

sumber:http://yudithiaayu.blogspot.com/2010/11/manusia-dan-keadilan.html

solusi: Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.

2. Manusia Dan Keindahan #IBD

. apakah keindaha itu?

Abad ke-18 pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu di terjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beau” italia dan spanyol “bello”. Kata-kata itu berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum”. Yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecualian menjadi “bonellum” dan terakhir di pendekan sehingga di tulis “bellum”.

Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:

1). Keindahan dalam arti luas, 2). Keindahan dalam arti astetik murni, 3). Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannnya dengan pengertian.

1) Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian, ide lebarkan misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sendangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi:

- Keindahan seni

- Keindahan alam

- Keindahan moral

- Keindahan intelektual

2) Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

3) Keindahan dalam arti yang terbatas mempunyai arti yang lebih di sempitkan sehingga hanya menyangkut bedan-benda yang dapat diserap dengan penglihatan. Yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity). Keseimbangan (balance), dan kebaikan.

Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata.

b. Nilai estetik

Masalah sekarang adalah: apakah nilai estetik itu? Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali di pakai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan, atau kebaikan.

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrument / contributory volue) yakni nilai yang bersifat sebagai alat yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan. Ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contoh, puisi dan tarian

c. Apa sebab manusia menciptakan keindahan?

Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar tidak berlebihan atau tidak pula kurang, kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya justru tidak indah.

2. Makna Keindahan

1) Keindahan adalah suatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Toistoy).

2) Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. (Baumgarten)

3) Yang indah adalah yang baik, jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).

4) Keindahan dapat berlepas sama sekali dari kebaikan (Michelmah).

5) Yang indah adalah yang memiliki profesi yang harmonis. Karena profesi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shofles Bury).

6) Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).

7) Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang. Dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).

Selain dari pengertian keindahan tersebut di atas terlalu sayang kalau tidak kita lihat pendapat Emmanuel Kant berikut ini: Menurut dia keindahan itu bisa dilihat dari 2 segi yaitu dari segi arti yang subyektif dan dari segi arti yang obyektif. Dari segi arti yang subyektif keindahan di katakan sebagai suatu yang tanpa harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan kegunaan praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang. Pada diri si penghayat, sebagai keserasian yang di kandung obyek sejauh obyek tersebut tidak ditinjau dari segi tujuannya.

sumber:http://makalah85.blogspot.com/2008/11/cinta-kasih-dan-keindahan.html

solusi:Cinta itu mulia. Cinta bisa sangat indah. Cinta itu adalah kebahagiaan, tetapi, manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, apa yang diperkirakan, apa yang didambakan dan diharapkan dan bahkan jauh dari bayang bayang keindahan, betolak belakang dari kenyataan dan indahnya cinta yang sudah terlanjur tercipta dalam bayang bayAng dan angan angan dua sejoli, maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa. Salah satu atau kedua duanya yang terlibat didalamnya, bahkan pancaran baik buruknya, kebahagiaan dan kegagalan serta kesedihan yang berlanjut dengan penderitaan sering sanggup menyentuh dan dirasakan orang disekitarnya.

3. Manusia dan Penderitaan #IBD

Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.

Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabt siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.


1. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Kanena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas, dan akhimya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo, Mesir.

2.2. Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan Mi. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi.

sumber:http://dwizeru.wordpress.com/2010/05/21/manusia-dan-penderitaan/#respond

solusi:Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.